Ibu Rumah Tangga, Minder atau Bersyukur?

image from canva

Ibu Rumah Tangga, Minder atau Bersyukur?
Assalamualaikum wr.wb. Beberapa minggu yang lalu akhirnya saya merasakan, mungkin apa yang beberapa ibu rumah tangga rasakan yaitu minder. Ya sempat terbesit rasa minder pada diri saya. Entah karena terlalu lama berada di zona nyaman sehingga saya lupa untuk melakukan pengembangan bagi diri saya sendiri. Kenapa bisa begitu? Setelah saya cari tahu penyebabnya karena saya disini minim sekali berinteraksi dengan orang-orang. Semenjak ikut suami sekolah di luar negeri sehari-hari banyak saya habiskan di rumah dengan mengasuh buah hati kami, terlebih lagi ini musim winter saya jadi jarang sekali keluar rumah. Mungkin beda cerita ya kalau saya di Indonesia, meskipun jadi ibu rumah tangga pasti banyak kegiatan mulai dari kegiatan RT, RW, Desa juga kegiatan di Mesjid. Ada perasaan senang kalau kita bisa bersosialisasi yang juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Nah beberapa minggu yang lalu saya hubungi teman saya yang ada di Indonesia dan saya cerita kalau ada perasaan minder di hati saya sebagai ibu rumah tangga, temen saya ini seorang pengusaha baju muslim wanita yang punya toko online maupun offline dan juga memiliki anak bayi seperti saya. Saya kira dia senang bisa  bisa bersoalisasi dengan banyak orang dan bisa mengembangkan potensi dirinya, namun ternyata dia bercerita kalau bisa memilih dia kadang lebih ingin menghabiskan banyak waktunya di rumah dengan bermain dan bercengkrama dengan keluarga. Hmm hati saya seperti terpotek, iya juga ya pikir saya seharusnya saya bersyukur bisa melewati momen-momen emas anak dan bisa memantau perkembangannya.

Hidup memang seperti "siwang sinawang" kalau kata orang jawa, kita melihat hidup orang lain enak padahal belum tentu. Orang lain juga melihat kehidupan kita enak, padahal mereka juga tidak tahu ujian-ujian apa yang tengah kita lalui. Kadang liat ibu-ibu kantoran, kita pikir wah enak ya bisa kerja, pagi-pagi udah rapi dan punya penghasilan sendiri tapi kita kadang lupa kalau ibu-ibu kantoran itu bangun lebih pagi dan harus menyiapkan keperluan anak dan suami belum lagi ibu-ibu yang bekerja di Jakarta untuk pergi dan pulang dari kantor harus siap  macet-macetan yang nggak sebentar, bisa berjam-jam. Bisa aja mereka lebih stress dibandingkan kita ibu-ibu rumah tangga yang tiap hari kadang dipusingkan dengan tingkah laku anak kita. Mulai sekarang saya coba untuk mensyukuri lagi apa yang sudah Allah beri, apa yang sudah Allah tetapkan agar saya bisa dengan tenang menjalani hari-hari. Bukankah dengan bersyukur Allah akan menambahkan nikmat kepada kita.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Tapi apakah untuk pengembangan diri saya diam begitu saja? Alhamdulillah tidak, dengan menulis inilah saya mulai mengembangkan potensi dalam diri saya lagi. Bersyukur juga punya suami yang pengertian dan mendukung istrinya untuk lebih baik lagi. Untuk ibu-ibu rumah tangga yang lain yuk coba liat lagi apa potensi diri yang ada. Kalau suka masak bisa bikin buku masakan, kalau suka menjahit bisa bikin baju untuk keluarga atau hiasan-hiasan untuk dijual. Intinya kita tetap harus mengembangkan potensi yang kita miliki karena itu bisa bermanfaat untuk diri kita sendiri atau orang lain nantinya. Saya juga begitu dengan menulis ini saya berharap bisa memotivasi ibu-ibu lain yang ada diluar sana untuk terus berkarya meski ibu rumah tangga. Karena menjadi ibu rumah tangga adalah karir yang mulia dan disana banyak terdapat ladang pahala :)



Salam, Ohio Feb 2018

You May Also Like

10 comments

  1. Saya emak karir dan kalau sedang lelah suka mikir kayanya enak ya jadi ibu rumah tangga, lalu baper. Hehe.

    Apa yang kita keluhkan, bisa jadi adalah yang orang lain impikan.

    Semangat mba :)

    ReplyDelete
  2. welcome to the real mom world! seintrovert nya orang tetep butuh bersosialisasi ya ... krn manusia makhluk sosial .. btw aq galfoks sama komen2 mas ardi .. ya di ig mu ya di blog mu ������

    ReplyDelete
  3. Semangat terus kak nisa. Semoga jadi ibu super buat anak anaknya. Jan lupo baliak ka indo kak heheh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin makasih banyak ridho. InsyaAllah totap baliaklah do hehe
      Makasih alah mampir ka siko

      Delete
  4. Hi Mak Anisa, salam kenal ya.
    Kalau membanding-bandingkan ga bakal ada habisnya. Rumput tetangga beneran lebih hijau atau hanya nampaknya aja sih? Yang penting bersyukur dan terus belajar :D
    Yang aku pelajari di Institut Ibu Profesional, ibu rumah tangga juga bekerja kan. Ya ngurus domestik, ya main sama anak, dsb. Semangat ya, Mak!

    Salam,
    Helenamantra dot com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi Iya mak, InsyaAllah meskipun ibu rumah tangga tetep produktif yaaa :)
      Makasih udah mampir ya mak :)

      Delete
  5. Akupun sebagai wanita karir ngerasain yg sama mba. Kdg pengeeen bgt resign dr kantor. Toh sbnrnya aku kerja cm utk ngabisin wkt di rumah, dan supaya bisa dpt uang jajan sendiri. Aku ga kerjapun, kebutuhn RT ga bakal terganggu. Tp selalu aja msh ragu utk bener2 resign. Banyak yg aku pikirin. Gimana kalo nanti di rumah aku bosan, gimana kalo nanti aku mau jajan tp jd ga bisa sebebas dulu. Mau traveling ama temen jd ga punya dana sendiri, hrs minta ama suami. Itu sih yg jujurnya msh bikin aku ragu2. Walopun kalo udh jenuh ama target2 kantor, lgs deh perasaan pgn kluar kuat lagi :p.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hidup gitu ya mbak, ada suka dan dukanya yang penting kita bersyukur aja ya mbak dengan apa yang Allah kasih sama kita:)
      Makasih udah mampir mbaaak :)

      Delete