Izinkan Aku Mendekat Ya Rabb

image from canva

Assalamualaikum.wr.wb
Alhamdulillah masih Allah beri kesempatan untuk menulis lagi. Kali ini saya ingin berbagi materi dari sekolah online yang saya ikuti. Jadi sudah hampir 2 minggu ini saya mengikuti sekolah online "bengkel diri" yang kepala sekolahnya adalah ummu Balqis. Ummu Balqis adalah nama pena beliau dan saya sendiri tidak tahu nama asli beliau, yang jelas beliau aktif berdakwah di Instagram dengan gayanya yang khas, tulisan-tulisannyapun mengena kepada siapa saja yang merasa hehe. Saya belum bisa cerita banyak tentang sekolah online ini karena baru 2 minggu pelaksanaannya, mungkin nanti setelah perkuliahan selesai yang dijadwalnya kurang lebih selama 2 bulan maka saya akan menulis bahasan khusus untuk kuliah online saya tersebut. Yang jelas banyak hal bermanfaat yang saya dapatkan, nah salah satunya dalam materi kajian dasar islam yang dibawakan oleh ustadzah Meti Astuti. Pada materi kajian dasar islam mengambil tema "Izinkan Aku Mendekat Ya Rabb".

Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 24 dan 25 "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun" (Ibrahim,24-25). Ayat ini berhubungan dengan keimanan sesorang. Jika keimanan seseorang itu kuat, kokoh dan menyatu dalam dirinya maka kehidupan yang ia jalani akan berbuah manis. Lalu bagaimana cara kita tahu bahwa seorang muslim memiliki keimanan yang kokoh dalam hal ini membuahkan amalan terus-menerus? Caranya adalah dengan mengecek kembali iman kita, apakah sudah kuat, sudah mantap, iman yang berdasarkan pemikiran yang mendalam dan dibenarkan oleh perasaan serta hati terpuaskan bukan sekedar keimanan yang diwariskan atau keimanan berdasarkan doktrin, bukan pula keimanan yang dengan paksaan atau keimanan yang didapatkan dari hadiah dan sebagainya.

Rasulullah pernah menyampaikan mengenai orang yang cerdas (al kayyis) yaitu pertama adalah orang yang mengenal dirinya sendiri,  seseorang yang senantiasa berhitung-hitung tentang amal yang dia miliki atau bahasa yang sering kita gunakan adalah muhasabah (selalu mengevaluasi) dan yang kedua orang yang mempersiapkan amalnya untuk menghadapi kematian. Bagi seorang muslim yang dicari bukanlah pencapian duniawi tapi pencapaian diakhirat serta bagaimana iman kita agar tetap kokoh ketika kehidupan kita tergoncang dan penuh dangan tekanan.

Lalu Imam Syafi'i dalam kitabnya Fiqhul Akbar menyampaikan bahwa tugas pertama manusia saat baligh adalah memikirkan Allah SWT,ketika baligh kita harus mencari tahu apa misi kehidupan dia di dunia ini, 3 pertanyaan mendasar yang harus kita pikirkan adalah :
1. Darimana kita berasal?
 Kenapa kita harus bertanya darimana kita berasal? karena tidak mungkin sesuatu ada tanpa alasan. Ada makanan pasti ada yang membuatnya, ada primadani terbentang pasti ada yang membentangkannya. Maka dari itu pertanyakanlah dari mana kita berasal
2. Untuk apa kita hidup di dunia?
Untuk apa kita hidup di dunia tentu ada tuhujannya yaitu untuk beribadah kepada Allah juga memakmurkan alam semesta dengan petunjuk dari Allah dan dengan konsekuensi yang jelas
3. Akan kemana kita setelah ini?
Tentu ini menjadi pertanyaan bagi orang yang berfikir, akan kemana kita setelah ini? Kita akan menuju hari akhirat yang di sana terdapat Surga atau Neraka tempat kita akan kembali.
Jika ketiga pertanyaan itu bisa terjawab maka akan sangat memandu hidup kita, kita jadi tahu misi hidup kita didunia ini.

Selanjutnya pembahasan mengenai cakupan iman berdasarkan dalil aqli dan dalil nagli. Dalil agli adalah bukti-bukti kuat yang bisa kita gunakan untuk menunjukkan apa yang perlu  kita yakini, ini memerlukan proses pemikiran atas apa yang kita lihat sementara dalil nagli berdasarkan dalil-dalil yang ada.
1. Iman kepada Allah (Dalil Aqli)
Iman kepada Allah bukan memikirkan Dzatnya tapi beriman kepada Allah kita diminta untuk memikirkan keberadaannya atau wujudnya, adanya Allah dan itu dapat kita buktikan dengan keberadaan makhluknya dan alam semesta ini, bumi langit dan seisinya. Murid Imam Syafi’i pernah bertanya kepada imam syafi’i “wahai imam sesungguhnya aku sulit mengimani Allah, karena Allah adalah Dzat yang tidak bisa dijangkau”. Imam syafi’i menjawab “kenapa engkau menyulitkan dirimu sendiri, lihatlah makhluknya maka dengan itu engkau akan mengetahui adanya penciptanya”.



2. Iman kepada Rasulullah (Dalil Aqli)
Untuk beriman kepada Allah kita butuh contoh, bagaimana ibadah yang akan diterima oleh Allah dan bagaiman cara pemenuhan kebutuhan hidup, kita perlu petunjuk maka ada dari golongan kita manusia yaitu Rasulullah SAW yang Allah beri mukzikat sebagai bukti bahwa Rasulullah benar utusan Allaj
3. Iman kepada Al-Qur'an (Dalil Aqli)
Al-Quran merupakan Kalamullah, tidak ada satupun yang bisa membuat seperti Al-Quran. Al-Quran juga bukan buatan Nabi Muhammad SAW mengeluarkan hadist maka tidak mungkin satu orang memiliki 2 Bahasa seumur hidupnya, ini menandakan bahwa Al-Quran adalah Kalamullah.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul sebelum Rasulullah (Dalil Naqli)
5. Iman kepada Kitab Kitab Allah SWT selain Al-Quran ( Dalil Naqli)
6. Iman kepada Malaikat (Dalil Naqli)
7. Iman kepada Hari Kiamat (Dalil Naqli)
8. Iman kepada Taqdir, Qadha dan Qadar baik dan buruk dari Allah SWT (Dalil Aqli dan Naqli)
Dalam hal ini ada amal perbuatan masnusia itu yang dihisab karena perbuatannya sendiri atau upaya yang dilakukan oleh dirinya sendiri namun ada juga hal yang harus ia terima yang merupakan Qadha dari Allah SWT dan ia tidak punya kemampuan untuk mengubahnya sama sekali.

Konsekuensi dari keimanan kita, kita terikat dengan hukum-hukum syariat. Syariat islam itu harus kita ikuti semua. Masuklah ke dalam islam secara kaffah berarti semua keputusan pada hidup kita yaitu berislam dengan seluruh syariatnya. Gambaran syariat islam itu ada 3 yaitu :
1. Perkara Aqidah dan Ibadah
2. Dimensi yang berhubungan dengan diri sendiri (missal makanan yang kita makan, pakaian, tempat tinggal, dll)
3. Hubungan kita dengan orang lain mulai dari pemerintahan, ekonomi, sosial, pidana, pendidikan sampai hubungan politik luar negeri
Dalam Al-Quran disebutkan "Apakah engkau mengimani sebagian kitab dan kafir pada sebagian kitab yang lain (Al-Baqarah [2]: 85)", ini adalah sindiran keras yang mengatakan bahwa kita hanya melakukan hal yanh kita suka dan meninggalkan yang lainnya. Misal mengerjakan sholat dan puasa tapi tidak menutup aurat atau mengerjakan sholat dan puasa tapi tidak menjaga kehalalan dan kebaikan makanan yang dikonsumsi.
Yakinlah semua aturan islam itu untuk kebaikan kita sendiri dan halal serta haram hanya ada dalam islam. Bagi orang beriman dunia adalah penjara tapi bagi orang kafir dunia adalah kesenangan padahal dunia ini bagaikan air yang menempel pada jari kita sedangkan akhirat adalah seluas lautan.
Semoga kita yang telah berazam untuk mendekat kepada Allah semakin bertakwa dan semakin istiqomah. Aamiin



Salam, Ohio Feb 2018

You May Also Like

1 comments

  1. Materi ini pernah saya dapatkan sudah lama sekali waktu ikutan liqo di Bandung. Baca lagi jadi merasa diingatkan lagi. Makasih Mba

    ReplyDelete