Komunikasi Suami Istri

image from unsplash

Beberapa hari yang lalu di sekolah online bengkel diri yang saya ikuti membahas mengenai komunikasi suami istri. Materi tersebut disampaikan oleh Ummu Balqis. Untuk ibu-ibu yang aktif di sosial media Instagram, nama Ummu Balqis tentu sudah tidak asing lagi. Beliau sering berdakwah mengenai keluarga dan parenting di akun instagramnya. Tentu materi ini merupakan materi yang ditunggu-tunggu oleh peserta sekolah online bengkel diri juga oleh saya tentunya agar dapat hubungan komunikasi dengan pasangan menjadi lebih baik lagi. Nah berikut ini merupakan rangkuman dari materi yang disampaikan oleh Ummu Balqis.

Gaya komunikasi rentan menjadi penyebab konflik dalam rumah tangga. Banyak salah paham yang terjadi jika gaya komunikasi kita dengan pasangan masih belum bermasalah. Seperti yang kita tahu wanita dan pria memiliki cara berfikir yang berbeda, juga cara berkomunikasi yang berbeda. Maka kita sebagai istri sebaiknya tahu betul bagaimana posisi kita dan bagaimana seharusnya kita berkomunikasi dengan suami dengan baik dan benar sehingga dapat meminimalisir kesalahpahaman yang terjadi.

Perbedaan Komunikasi
Kebanyakan dari wanita jika ingin mengungkapkan sesuatu hal pada suami biasanya mereka menggunakan teknik karet gelang, yaitu tidak benar-benar dimaksudkan pada hal yang dia bicarakan. Maksudnya begini, misal suami istri lagi marahan, kemudian si istri bilang "pulangkan saja aku pada orang tuaku", padahal 99% maksudnya istri itu adalah meminta suami untuk intropeksi diri lagi, coba suami pikirkan kesalahan apa yang melukai hati istri bukan istri ingin pulang ke rumah orang tua. Juga ketika istri bilang "aku nggak papa", biasanya justru ini ada apa-apa yang terjadi pada istri. Itulah teknik komunikasi yang biasa digunakan oleh wanita. Sedangkan laki-laki biasanya memaknai kata-kata langsung pada apa yang ia dengar jadi belum terbiasa dengan teknik karet gelang yang dilakukan wanita. Terutama jika suami kita memiliki saudara kebanyakan laki-laki dan lingkungannya seperti sepupu-sepupunya kebanyakan laki-laki maka mereka belum terbiasa dengan teknik karet gelang tersebut. Sehingga kita sebagai istri harus memaklumi dan mencoba ungkapan dengan kata, apa yang sebenarnya kita inginkan.

Penggunaan Bahasa
Wanita itu bahasanya implisit sedangkan laki-laki itu bahasanya eksplisit. Wanita jika ingin mengatakan hal A biasanya gak langsung bilang A tapi masih muter-muter dulu. Tidak langsung ke point yang ingin dibicarakan. Berbeda dengan lelaki yang bahasanya eskplisit, to the point pada apa yang mereka rasakan atau apa yang mereka ingin bicarakan. Perbadaan implisit dan eksplisit ini juga menyebabkan salah paham. Contoh lain, suami baru pulang kerja, capek, dan mobilnya disenggol sewaktu perjalanan pulang tadi, lalu ia pulang ke rumah dalam keadaan cemberut. Ketika kita sebagai istri bertanya ada apa, mungkin suami hanya jawab tidak apa-apa, lantas kita sebagai istri akan berpikir yang macam-macam, yang aneh-aneh padahal suami kita sedang berfikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, mereka tidak suka melibatkan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya. Nah dari situ kita sebagai istri belajar untuk selalu berpositif thinking, juga belajar menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar tidak terjadi miss komunikasi.

Kebutuhan Berbicara
Bagi wanita berbicara adalah kebutuhan sedangkan bagi pria berbicara seperlunya. Memang begitulah karakter pria dan wanita yang berbeda. Jadi kita jangan baper kalau semisal udah ngomong panjang lebar tapi suami cuma balas senyum aja. Di sinilah tugas kita untuk menginisiasi suami agar mau bercerita. Salah satu tipsnya adalah kita yang bertanya duluan. Tanyakan bagaimana harinya, apa yang ia alami hari ini. Kita yang harus biss memancingnya untuk berbicara lebih banyak.

Saat Ada Masalah
Perlakuan wanita dan pria saat ada masalah itu sangat berbeda. Wanita biasanya ingin membahas persoalan tersebut dengan pasangannya karena bagi wanita bercerita apa yang membuat hatinya sedih, bias mengurangi kesedihannya sekian persen tapi berbeda pada pria. Saat ada masalah pria biasanya fokus, berfikir dan mencari solusi. Tidak ingin melibatkan istri dan biasanya untuk menghilangkan tekanan mereka melampiaskannya pada hobi seperti olahraga atau main game. Tugas kita sebagai isri adalah diamkan saja terlebih dahulu, bantu buat suasana yang nyaman untuk suami. Jangan paksa suami untuk bicara karena jika sudah menemukan solusinya mereka akan bercerita dengan sendirinya.

5 Karakter Komunikasi Efektif
Ada 5 karakter komunikasi yang efektif. Berikut ini adalah 5 karakter komunikasi efektif tersebut :
   1. Respect
       Respect meliputi sikap, sifat, intonasi dan pemilihan kata yang digunakan pada saat berkomunikasi dengan pasangan. Intonasi dan Bahasa tubuh yang kita gunakan harus menunjukkan bahwa kita respect pada suami

   2. Empati
       Empati merupakan kemampuan diri seseorang untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang sedang dialami oleh pasangannya sehingga ia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pasangannya.
   3. Audible
       Audible ini merupakan bagian dari sisi teknis yaitu ketika kita berbicara, perkataan kita bisa dimengerti atau didengar dengan baik oleh pasangan kita. Yang perlu diperhatikan sebelum kita berbicara adalah adanya jarak dan frekuensi. Jika jarak terlalu jauh maka akan membuat pasangan kita sulit mendengar dengan baik. Maka pastikan sebelum berbicara, pasangan kita bisa mendengar suara kita dengan baik agar tidak terjadi miss komunikasi
   4. Clarity
       Clarity merupakan keterbukaan atau transparansi agar tidak diganggu oleh kecurigaan.
   5. Humble
       Humble disini artinya tidak merasa lebih pintar atau lebih baik daripada pasangan.

Penghambat Keberhasilan Komunikasi Suami-Istri
Beberapa penghambat keberhasilan komunikasi suami istri antara lain :
   1. Blamming Partner
       Blamming partner disini adalah menyalahkan pasangan ketika sedang berkomunikasi. Maksudnya adalah saat suami bercerita kita malah menyalahkan suami atas apa yang terjadi, hal seperti itu tentu membuat suami menjadi enggan untuk bercerita lagi kepada kita. Blamming partner berbeda dengan menunjukkan kesalahan untuk memberi solusi.
   2. Antipati Pada Kritik
       Apapun perkataan yang dikatakan pasangan dianggap nyinyiran atau sindiran sehingga mudah tersinggung dan tidak mau memperbaiki diri.
   3. Qiyasy-Syumuli
       Qiyasy-syumuli adalah menganggap apa yang dikatan atau yang dilakukan pasangan adalah salah. Jika sudah begini maka pasangan jadi enggan untuk bercerita maka komunikasi jadi bermasalah.
  4. Tidak Mencari Akar Masalah
       Jika terjadi perselisihan, baik suami maupun istri tidak segera mencari akar masalah sehingga masalah-masalah tersebut akan menumpuk dan membuat komunikasi sulit terbangun.
   5. Jangkauan Pendek
       Jangkauan Pendek maksudnya adalah tidak mau melihat kedepan. Misalnya saat pasangan melakukan kesalahan besar dan tidak mau memaafkan padahal di masa yang akan datang orang bisa berubah jadi lebih baik dan manusia bisa belajar memperbaiki diri.

Panduan Komunikasi Efektif Suami Istri
Berikut ini beberapa panduan komunikasi efektif suami istri :
1. Tanamkan bahwa suami/istri adalah bagian dari diri kita. Jika kita baik maka pasangan kita juga akan baik.
2. Mengedepankan hukum syariah  dengan begitu suami dan istri akan paham posisi masing-masing dalam agama.
3. Berupaya memperlakukan pasangan dengan makruf. Ini sesuai dengan hadist Nabi yaitu "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi ]
4. Tidak kaku dalam komunikasi. Jika memiliki pasangan yang kaku dan keras dalam komunikasi, maka bisa kita siasati dengan kelembutan. Lama kelamaan sikap kaku dan keras tersebut akan luntur.
5. Menyadari bahwa pasangan adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.

Belajar Dari Bunda Khadijah
Bunda Khadijah merupakan istri pertama Rasulullah, yang menemani masa-masa awal Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul. Dari peristiwa nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, ada bunda Khadijah disana sebagai tempat Rasulullah berbagi cerita. Bunda Khadijah memahami,  memberikan kontak fisik yang nyaman, kalimat bunda Khadijah menenangkan, bunda Khadijah memuji Rasulullah untuk meyakinkan, dan bunda Khadijah mencari solusi nyata atas permasalahan yang ada.

Teknik Komunikasi
Sebelum berkomunikasi dengan pasangan, sebaiknya kita perhatikan beberapa teknik komunikasi berikut agar komunikasi menjadi lancar dan tidak terjadi kesalahpahaman.
1. Pilih waktu yang tepat
2. Tempat yang tepat
3. Gunakan kalimat yang tepat
4. Feed Back - Solusi


Nah itu tadi komunikasi suami-istri ala Ummu Balqis, setelah kita tahu apa-apa saja yang menjadi penghambat dan panduan komunikasi dengan pasangan tentunya kita jadi bisa lebih intropeksi diri bagi saya tentunya masih banyak harus belajat untuk memperbaiki diri. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi penyemangat teman-teman semua untuk terus memperbaiki diri 😊

You May Also Like

3 comments