Pengelolaan Keuangan Keluarga Dalam Islam

image from canva

Assalamualaikum.wr.wb
Setelah menikah 2,5 tahun saya baru tergerak untuk mencari tahu bagaimana islam mengatur keuangan keluarga. Dulu yang saya tahu yang penting uang cukup untuk kebutuhan sehari-hari, bisa zakat, infak, sodaqoh juga ada tabungan. Namun lama-lama kelamaan saya sadar pasti ini ada di atur oleh agama saya. Karena islam adalah agama yang sempurna, pasti ada aturan dalam pengelolaan keuangan keluarga. Akhirnya saya mulai pelajari, baca refesensi dan dengar kajian ustadz dan ustadzah mengenai pengelolaan keuangan kelurga secara islami. Tulisan ini adalah gabungan dari banyak referensi yang saya anggap penting dan akan berguna bagi kita dalam mengelola keuangan. Semoga bisa memberi manfaat bagi teman-teman yang lain.

Ingat bahwa ada 5 hal yang Allah pertanyakan di akhirat kelak, sesuai dengan hadist Nabi Muhammada SAW “Tidak akan bergeser kedua kaki Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946) [1]

Jika dari 5 pertanyaan tersebut bisa kita jawab dengan baik, maka selamatlah hidup kita di akhirat dan tidak akan menyesal kita atas apa yang telah kita lakukan. Begitu pula pada perkara harta, di akhirat harta kita akan ditanya dari mana didapatkan dan untuk apa digunakan. Harta merupakan titipan Allah SWT kepada kita dan kita berkewajiban menjemput harta tersebut dengan cara yang halal sesuai tuntunan yang ada dalam agama kita agar rezeki yang kita peroleh menjadi berkah tentunya selain cara mendapatkan kita juga akan diminta pertangggungjawaban kemana setiap rupiah dari pemeberian Allah tersebut kita habiskan. Apakah kita gunakan untuk hal yang bermanfaat atau tidak.

Tujuan Pengelolaan Keluarga Islami
Berikut adalah alasan kenapa kita harus mengelola keuangan kita dengan benar:
1. Pertanggungjawaban kepada Allah SWT
Apa yang Allah beri haruslah kita pertanggungjwaban. Sesuai dengan keimanan kita bahwa adanya hari akhir maka sudah sepatutnya kita menjaga semua aspek dalam kehidupan kita termasuk masalah harta.
2. Keberlangsungan hidup di dunia dan di akhirat 
Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di masa yang akan datang pada hidup kita di dunia, maka sudah seharusnya kita memiliki simpanan untuk mengantisipasi segala ketidakpastian itu atau kita harus memiliki tabungan. Tidak hanya kehidupan dunia, kita juga harus memiliki tabungan di akhirat berupa zakat, infak, sodaqoh dan transaksi lainnya yang kita gunakan untuk agama Allah.

Pengelolaan Keuangan Keluarga Dalam Islam
Dalam mengelola keuangan maka meliputi dua hal yaitu pendapatan dan pengeluran.  Pendapatan yang akan kita kelola haruslah jelas jumlah dan cara mendapatkannya karena harta yang sumber pendapatan yang tidak jelas (ghoror), riba (bunga) dan maysir (untung-untungan atau judi) akan membuat pendapatan kita menjadi tidak halal [2]. Sedangkan untuk pengeluaran harus jelas untuk apa saja kita keluarkan pengeluaran tersebut agar bisa kita pertanggungjawabkan diakhirat kelak

Pengalokasian Pendapatan Untuk Pengeluaran
Berikut ini pengalokasian pendapatan pada pos-pos pengeluaran :
1. Zakat
Setelah pendapatan kita terima maka akun pengeluaran yang paling pertama harus kita prioritaskan adalah hak Allah. Sebagai wujud syukur kita atas apa yang telah Allah berikan kepada kita. Ini juga menunjukkan mental berkelimpahan yakni meyakini bahwa Allah Maha Kaya dan mampu mengayakan hambanya. Yakin bahwa semua makhluk Allah sudah punya jatahnya di bumi ini.

2. Keluarkan Hak Orang Lain yang Ada Pada Kita (Hutang)
Hutang biasanya terjadi ketika seseorang ingin memenuhi suatu kebutuhan namun dana yang dikelurkan bukan dari sumber pendapatan. Tentu sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk melunasi hutang. Bahkan Rasulullah bersabda:
Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)

Maka setelah pendapatan kita terima dan kita gunakan untuk zakat, infak dan sodaqoh jangan lupa untuk membayar hutang kita kepada orang lain.

3. Investasi
Investasi adalah menunda konsumsi saat ini untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dimasa yang akan datang. Investasi ini ada dua yaitu untuk kita di akhirat dan untuk di dunia.
Untuk di akhirat dapat kita golongkan dalam infak, dana haji, dana qurban dan waqaf [2]. Tentulah untuk memenuhi hal tersebut perlu kita anggarkan dalam pengeluaran kita dan ingat hasil dari yang kita keluarkan itu akan kita nikmati di akhirat kelak sesuai dengan janji Allah.
Untuk Investasi di dunia terdiri atas dana investasi, dana pendidikan anak dan dana pensiun [2]. Dana investasi sendiri adalah investasi yang sudah dipahami di masyarakat pada umumnya, seperti membuka deposito, menabung, membeli saham, menambah asset, membeli obligasi dsbnya. Tujuan dari investasi ini selain untuk dinikmati dimasa yang akan datang juga untuk mencegah uang dari inflasi serta mengantisipasi ketidakpastian daya beli dimasa yang akan datang, memelihara kelangsungan pendapatan (jika kemampuan bekerja berkurang) serta meningkatkan asset. Untuk dana pendidikan haruslah dirancang sejak dini karena saat ini biaya pendidikan tergolong mahal terutama jika ingin masuk di sekolah yang berkualitas. Selanjutnya dana pensiun digunakan untuk menyiapkan kehidupan hari tua yang lebih baik saat kemampuan fisik telah menurun dan tak mampu bekerja seperti saat masih muda.

4. Biaya Rutin
Biaya rutin ini merupakan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Biaya rutin dibagi dalam 4 kategori yaitu biaya harian, biaya mingguan, biaya bulanan dan biaya tahunan[2]. Untuk biaya harian adalah biaya yang rutin kita keluarkan sehari-hari seperti makanan, minuman dan biaya dapur lainnya. Biaya mingguan ini terjadi saat kita melakukan transaksi mingguan, misalnya pembelian gas atau pembelian air mineral. Biaya bulanan adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin dalam setiap bulan seperti pembayaran listrik, telepon, sekolah anak, dll. Biaya tahunan adalah biaya yang secara rutin dikeluarkan setiap tahun seperti pajak kendaraan dan pajak bumi bangunan.

Setelah membahas pos-pos pengeluaran diatas selanjutnya berapa persenkah dari pendaptan yang dapat kita anggarkan dalam setiap pos. Untuk sedekah adalah 2,5% dari pendapatan kita. Untuk hutang maksimal 30% dari pendapatan lalu untuk investasi akhirat adalah 7,5% dan investasi dunia 20% serta untuk biaya rutin adalah maksimal 40% [2] [3]

Setelah pengalokasian pengeluaran maka akan terjadi 3 kondisi sebagai berikut :
1. Pendapatan > Pengeluaran
Maka ini adalah kondisi yang ideal dan kondisi ini yang banyak kita harapkan. Jika memiliki banyak uang berlebih maka dapat kita gunakan untuk membantu saudara-saudara kita yang kekurangan agar harta kita menjadi lebih bermanfaat.
2. Pendapatan = Pengeluaran
Kondisi ini merupakan kondisi minimum dan sebaiknya kita mulai hati-hati dan mulai memikirkan dengan jelas langkah kita ke depan.
3. Pendapatan <  Pengeluaran
Kondisi ini adalah kondisi krisis. Kita mulai memikirkan cara untuk bisa bertahan dan tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup kita.

Cara Agar Kondisi Keuangan Tidak Kritis
Jika kondisi keuangan kita tergolong kritis atau pengeluaran lebih besar dari pendapatan sebaiknya mulailah berhemat dan jangan boros. Jangan mengikuti hawa nafsu semata apalagi mengikuti gengsi karena ini akan merugikan diri kita sendiri. Mulailah mencari tambahan pendapatan untuk memenuhi semua kebutuhan kita tapi perlu diingat bahwa dengan cara yang benar dan diridhoi Allah SWT.

Semoga tulisan ini bermanfaat karena saya juga masih belajar. Mari jika ada tambahan bisa kita diskusikan bersama.

Salam



Referensi :
[1] http://www.muadz.com/5-perkara-yang-akan-ditanyakan-pada-hari-kiamat/
[2] https://www.kompasiana.com/achmadfirdaus/kajian-islam-tentang-pengelolaan-keuangankeluarga_5500a2178133110c51fa707f
[3] http://mesjidui.ui.ac.id/memahami-dan-menerapkan-manajemen-keuangan-rumah-tanggamuslim- yang-diberkahi-allah/

Referensi tambahan
[1] Ustadz Ahmad Gozali - Manajemen Keuangan Keluarga Muslim
 https://www.youtube.com/watch?v=mw5zHpmEQRk
[2] Ustadz Erwandi Tarmizi MA - Keuangan Rumah Tangga
 https://www.youtube.com/watch?v=jvXAszhvph0&t=13s
[3] https://rumaysho.com/187-bahaya-orang-yang-enggan-melunasi-hutangnya.html

You May Also Like

4 comments

  1. Alhamdulillah, cara2nya udah sesuai dgn yg aku terapin skr. Untuk hutang dan riba, bersyukur banget aku dan suami sudah NOl mba. Setahunan yg lalu kita putusin utk melunasi semua hutang bank, dan kartu kredit. Ga pengeeeen bgt punya harta dr hasil hutang ato terlibat dlm pembiayaan riba. Kami udh commit utk ga lagi mengambil loan. Kalo memang blm mampu membeli, ya berarti hrs nabung dulu.

    Soal harta, aku ga pengin main2. Biarlah suami kerjanya di tempat skr asal gajinya bersih dari hal2 haram. Ga prlu gaji selangit tp tiap saat dia gampang tergoda utk menerima pemasukan haram. Mendingan gajinya kecil tp berkah utk keluarga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget mbak yang penting halal dan barokah. Harta di dunia bisa di cari ya mbak tapi kalau siksa di neraka dah gak bisa di hindari.
      Makasih udah mampir mbaak☺️

      Delete
  2. Mba boleh sharing masalah investasikah?

    ReplyDelete