Tak Mau lagi jadi yang merugi

by - 6:56 AM

Diri ini serasa malu, saat menyadari selama ini terlalu banyak waktu yang telah ku buang sia-sia, dan kini yang tersisa hanyalah penyesalan. Sesaat ku sesali diri ini dan berusaha untuk bangkit serta mencari cara untuk menebus kesalahan-kesalahanku di masa lalu. Betapa tidak, rasanya aku belum bisa melakukan apapun untuk diriku, keluargaku terlebih lagi bangsaku. Setelah beberapa hari ini aku membaca sebuah blog yang sangat inspiratif. Menginspirasiku dalam berbagai hal dalam bertindak dan berfikir untuk masa yang akan datang. Barulah kini ku tersadar bahwa diri ini sudah terlalu lama tertidur dalam "zona kenyamanan". Kini saatnya untuk menyusun kembali rencana baru untuk hidup yang baru. Dan salah satu tulisan dalam blog itu yang sangat menyentak pikiran serta hatiku adalah sebagai berikut :

Pernah tidak kamu membayangkan? Ketika kamu terinspirasi untuk menjadi seorang Habibie, yang dengan kecerdasannya mampu menerbangkannya ke tanah bangsa aria, Jerman. Ketika kamu terinspirasi untuk menjadi seorang Arifin Panigoro, yang dengan ketajaman intuisinya mampu mengagungkan perusahaan Medco-nya hingga keseluruh dunia. Ketika kamu terinspirasi untuk menjadi seorang Fadel Muhammad, yang dengan segala macam pengalamannya mampu menjadikan Gorontalo sebagai kabupaten termaju di Indonesia. Ketika kamu terinspirasi untuk menjadi seorang Pramono Anung, yang dengan kharismatika kepemimpinan di himpunan tambang kampusnya, ia kini menjadi politisi ulung. Atau Ketika kamu terinspirasi untuk menjadi seorang seorang Sukarno, yang dengan radikalisme pemikirannya telah  membawanya pada orang nomor 1 di dalam negeri ini.
Kalau tidak pernah, wah rasanya rugi sekali selama 4 tahun kamu berkuliah di kampus itu. Kalau hanya sekedar dapat IP yang bagus, gengsi, tawaran pekerjaan yang menggiurkan, atau hal lainnya sudah membuatmu puas, maaf sekali, aku harus katakan bahwa kamu merugi. Rugi, karena kamu seharusnya bisa dapat lebih dari itu.

Sekarang aku coba bertanya hal lain lagi. Sudahkah kehidupan akademik rutin selama empat tahun ini membuatmu mengenal siapa dirimu, atau setidaknya mengetahui bagaimana karaktermu? Seharusnya sudah. Sudahkah kegiatan kemahasiswaan sudah pernah menggelitik hatimu untuk bergabung padanya, seraya berbagai bersama dalam kehidupan masyarakat? Seharusnya itu pun sudah. Sudahkah kamu merasakan sensasi keangkeran membaca buku di lantai empat perpustakaan kampusmu? Seharusnya sudah. Sudahkah kamu melihat tujuh keajaiban di area sekitar kampusmu? Seharusnya sudah. Sudahkah kamu mengetahui keberadaan tujuh puluh water tap yang ada dikampusmu? Seharusnya sudah.
Kalau tidak pernah, wah rasanya rugi sekali selama 4 tahun kamu berkuliah di kampus itu. Kalau hanya sekedar memanggul nama besar almamater, dikagumi orang-orang, gengsi,  atau hal lainnya yang membuatmu angkuh, maaf sekali, aku harus katakan lagi bahwakamu merugi. Rugi, karena kamu seharusnya bisa dapat lebih dari itu.

Kampus itu bisa hidup karena ada inovasi didalamnya, integritas para pemangku keputusannya, dedikasi para petinggi institusinya, kenomorsatuan dosen-dosennya, kerendahan hati para pegawainya, organisasi kemahasiswaan didalamnya, keberagaman unit seni dan budayanya, dan tentu saja kamu sendiri. Iya, kamu sendiri sebagai mahasiswanya. Mahasiswa yang menjadi ujung tombak kampus itu agar dapat menorehkan prestasi yang bukan hanya untuk hari ini atau besok. Tetapi buat masa depan.
Kampus itu masih kuat berdiri, dalam rangka bangunan tuanya. Dia masih bisa menghasilkan orang-orang besar lagi dimasa depan. Mampu menciptakan kenangan indah lagi dimasa kini. Dan menjadi saksi bisu sejarah generasi pembangun terdahulu dimasa lampau. Mampu merajutkan kisah dimasa lalu, kini dan masa depan dan menemukan cinta diantaranya? Bisa jadi. sumber :http://ryanalfiannoor.wordpress.com/2010/05/12/i-dream-a-dream/
Yaaa saat ini yang terasa hanyalah penyesalan. Di tahun ke 4 perkuliahanku rasanya banyak yang telah ku lewatkan begitu saja. Kini semua itu harus segeraku perbaikki. Akan ku lakukan sebaik mungkin. Aku tidak ingin lagi menjadi orang yang merugi.

You May Also Like

0 comments